The Lovely Bones (TLB) sebenarnya film yang sudah tayang di negara asalnya, diangkat dari novel dan bisa ditemukan di toko buku di Indonesia. Minggu ini baru tayang di bioskop Indonesia tetapi masih Midnight.
TLB sendiri sebenarnya adalah film drama tetapi didalamnya banyak disajikan gambar-gambar menarik dengan visual FX yang bagus untuk menggambarkan gambaran indahnya surga. Film garapan Peter Jackson sebenarnya sering masuk nominasi diberbagai kontes film termasuk Oscar 2010, banyak menghadirkan fantasi-fantasi tanpa batas.
Dari sisi cerita, TLB mengambil tema yang simple tentang pembunuh berantai tetapi penulis cerita sangat cerdik dengan menghadirkan arwah si korban (Susie) yang tidak sadar bahwa dia sudah meninggal dan baru sadar setelah dia melihat hal-hal yang diluar pikirannya. Tetapi dilain pihak, Susie bisa melihat dunia nyata, sehingga bisa merasakan kesedihan keluarga tetapi juga merasakan kengerian dengan melihat si Pembunuhnya yang masih mencari mangsa. Dari sinilah drama dimulai, termasuk ketegangan yang dihadirkan Pembunuh yang mempunyai rencana untuk menghilangkan bukti pembunuhan Susie termasuk mayat Susie yang masih disimpan, termasuk rencana untuk pembunuhan perempuan lainnya.
Sayang sekali dengan alur drama yang sudah menarik, visual yang bagus tetapi akhir film kurangg greget. Sepertinya Keluarga Susie memang dibiarkan untuk melepas anaknya lama-kelamaan, kegembiraan karena Ayah dan Ibu Susie rujuk kembali membuat kisah selesai dengan bahagia dari sisi kehiduapan nyata. Dari sisi Keadilan, jelas tidak menyenangkan bagi penonton karena pembunuh masih berkeliaran tidak tersentuh penegak hukum. Hukum Tuhanlah yang akhirnya menyelesaikan masalah ini, yang tentunya dengan Kuasa-Nya mudah sekali membuat makluknya mati dengan mudah, tetapi buat Penonton...So Simple gitu Lho!
TLB sendiri sebenarnya adalah film drama tetapi didalamnya banyak disajikan gambar-gambar menarik dengan visual FX yang bagus untuk menggambarkan gambaran indahnya surga. Film garapan Peter Jackson sebenarnya sering masuk nominasi diberbagai kontes film termasuk Oscar 2010, banyak menghadirkan fantasi-fantasi tanpa batas.
Dari sisi cerita, TLB mengambil tema yang simple tentang pembunuh berantai tetapi penulis cerita sangat cerdik dengan menghadirkan arwah si korban (Susie) yang tidak sadar bahwa dia sudah meninggal dan baru sadar setelah dia melihat hal-hal yang diluar pikirannya. Tetapi dilain pihak, Susie bisa melihat dunia nyata, sehingga bisa merasakan kesedihan keluarga tetapi juga merasakan kengerian dengan melihat si Pembunuhnya yang masih mencari mangsa. Dari sinilah drama dimulai, termasuk ketegangan yang dihadirkan Pembunuh yang mempunyai rencana untuk menghilangkan bukti pembunuhan Susie termasuk mayat Susie yang masih disimpan, termasuk rencana untuk pembunuhan perempuan lainnya.
Sayang sekali dengan alur drama yang sudah menarik, visual yang bagus tetapi akhir film kurangg greget. Sepertinya Keluarga Susie memang dibiarkan untuk melepas anaknya lama-kelamaan, kegembiraan karena Ayah dan Ibu Susie rujuk kembali membuat kisah selesai dengan bahagia dari sisi kehiduapan nyata. Dari sisi Keadilan, jelas tidak menyenangkan bagi penonton karena pembunuh masih berkeliaran tidak tersentuh penegak hukum. Hukum Tuhanlah yang akhirnya menyelesaikan masalah ini, yang tentunya dengan Kuasa-Nya mudah sekali membuat makluknya mati dengan mudah, tetapi buat Penonton...So Simple gitu Lho!
Komentar
Posting Komentar