Menanggapi artikel Warta No.1 tentang kemiskinan. Sepertinya tim kampanye atau yang nulis artikel ini nggak ngerti konsep pengukuran kemiskinan. 2 angka kemiskinan yang pengukurannya berbeda dibandingkan mentah-mentah. Konsep $2 dolar adalah besaran yang ditentukan oleh WorldBank, yang punya kepentingan untuk menjalankan project-project pengentasan kemiskinan yang banyak diperoleh perusahaan asing...menyedihkan! Hasyim atau penulis artikel tidak ngerti bahwa pendekatan kemiskinan bukan dengan pendapatan tetapi konsumsi/pengeluaran. Nilai $2 bukan pendapatan keluarga tetapi pengeluaran per orang per hari...beda sekali kan!
Sedangkan pemerintah menggunakan konsep garis kemiskinan yang didasarkan pada kebutuhan dasar minimal orang Indonesia. Lagi-lagi penulis artikel Warta No.1 menyebut keluarga dengan pendapatan kurang dari Rp 182.500 termasuk miskin. Sedangkan harusnya angka tersebut adalah pengeluaran perorang perbulan....bukan keluarga! Benar-benar payah yang nulis Warta No.1, asal nulis tanpa didasari Ilmu yang benar. Jangan bodohi masyarakat dengan berita yang tidak benar!
Sedangkan pemerintah menggunakan konsep garis kemiskinan yang didasarkan pada kebutuhan dasar minimal orang Indonesia. Lagi-lagi penulis artikel Warta No.1 menyebut keluarga dengan pendapatan kurang dari Rp 182.500 termasuk miskin. Sedangkan harusnya angka tersebut adalah pengeluaran perorang perbulan....bukan keluarga! Benar-benar payah yang nulis Warta No.1, asal nulis tanpa didasari Ilmu yang benar. Jangan bodohi masyarakat dengan berita yang tidak benar!
Komentar
Posting Komentar