Penonton yang Baik Bisa Lakukan Perubahan Sesuai Keinginan

Fritz & Laban watching TVImage by Per Ola Wiberg ~ Powi via Flickr
Seperti biasa tiap sabtu, menunggu artikel di halaman depan khusus Klasika Kompas. Kali ini membahasa tentang Penonton, judul yang singkat tetapi setelah membaca artikel lengkapnya, baru ketahuan bahwa isinya sangat berbobot.

Saat ini TV merupakan barang yang umum bagi masyarakat dari kelas bawah sampai kelas atas. Apalagi sekarang stasiun TV sudah banyak sehingga penonton TV akan bisa menentukan siaran sesuai selera. Sebagai Penonton, saat menonton berita kadang-kadang ada keterlibatan emosional yang dalam dengan acara, misalnya nonton sepak bola yang bisa menjadi sedih karena tim jagoannya kalah. Kadang-kadang siapapun bisa menjadi seperti ahli bola dengan teknik-teknik yang menurut 'dia' benar! Tetapi apa mereka akan lakukan? tentunya tidak bukan, jadi hanya sekedar 'omong doang'.

Dalam kehidupan sehari-hari, "Penonton" banyak dijumpai. Orang berteriak "Selamatkan Bumi" tetapi di rumah dia tidak melakukan pengematan air, listrik atau penggunaan kertas. Ini cuma contoh lho! Kadang kita harus hargai, "Pemain Kecil" yang melakukan tindakan kecil tetapi bertenaga, misalnya anak sekolah mengurangi penggunaan tisue karena tidak mau ada lagi pohon yang ditebang. Ini juga contoh kecil lho!

Dalam kehidupan kerja kita, ada konsep "Work Smart, Not Hard!" Bekerja itu perlu strategi supaya lebih fokus dan efektif. Tetapi kita harus sadar Strategi butuh Implementasi yang keduanya jauh berbeda. Penyusun strategi yang handal harus punya imajinasi yang kuat tentang situasi lapangan, pelaksanaan dan waktu. Sehingga tidak bisa hanya sebagai Penonton saja tetapi harus bisa action melakukan sharing dengan bagian lain, diskusi tanpa harus terlibat penuh dengan pekerjaan orang lain.

Akhirnya, janganlah kita hanya jadi penonton, gunakan pengetahuan Anda dari menonton menjadi sesuatu yang lebih bertenaga dengan melakukan action.
Reblog this post [with Zemanta]

Komentar