Jangan Mengumbar Peryataan Tanpa Fakta Jelas

Penyerangan markas Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) disikapi banyak orang-orang pengamat sosial-politik sebagai bukti pertarungan politik (detikcom) sehingga terkesan 'analisa' mereka merujuk kesuatu perbuatan pihak parpol tertentu untuk mematikan demokrasi. Banyak yang bersimpati dengan kasus ini antara lain Ibu Megawati, terlihat juga bunga dari DPP Gerindra, DPP Hanura, DPP PKS, DPP Golkar, DPP PAN dan Gerakan Indonesia Bersatu. Dalam karangan bunga tersebut terdapat pesan seperti "Bangun demokrasi tanpa intimidasi", "Stop kekerasan","Membangun tanpa mencederai" dan "Mari berdemokrasi secara santun". (detikcom)

Ternyata setelah ada penyelidikan Polisi, ternyata kasus ini kriminal biasa dengan melibatkan tersangka yang ternyata alumni UKI yang saling kenal, dan karena pertengkaran salah seorang mengamuk, diduga karena pengaruh minuman keras. Ini fakta terakhir yang diberatakan oleh polisi (detikcom)

Jadi intinya, siapapun dengan maksud apapun sebaiknya bersikap netral dahulu, apalagi tanpa bukti dan hanya 'analisa' tanpa fakta. Terus kalau udah terlanjur bicara di depan publik dan ternyata salah, beranikah mereka meralat dan berterima kasih kepada Kepolisian....tunggu saja di media, karena dari sinilah salah satu corong popularitas.

*Ilustrasi oleh Aditya77

Komentar

  1. Itulah partai politik yang hanya berusaha mencari muka dengan membawa-bawa nama rakyat. Mereka hanya muncul kalau lagi bagi2 kekuasaan.

    BalasHapus
  2. orentasi partai umumnya cari "suara" dengan seolah-olah bekerja dng rakyat. Apa-apa yang mudah dilihat rakyat akan diutamakan tanpa melalui proses yang benar, akhirnya orentasinya pada output doang. Makanya demokrasi kita tidak pernah dewasa

    BalasHapus

Posting Komentar